MASALAH SOSIAL
masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan
antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
MASALAH SOSIAL KEMISKINAN
Kemiskinan adalah
pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di
prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan
tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang
ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk,
terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan
kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini
berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja
dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil
menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976
menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis
ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat,
yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan
pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya
jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada
5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan
perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan
memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu
oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat.
Faktor Penyebab
Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi
begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat
dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global. Yang perlu digaris
bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang
dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas
berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula
sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan
turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar
perkembangan pendapatan per-kapita:
1. Naiknya standar
perkembangan suatu daerah
2. Politik ekonomi yang
tidak sehat
3. Faktor-faktor luar
negeri diantaranta rusaknya syarat-syarat perdagangan
4. Beban hutang
5. Kurangnya bantuan
luar negeri, dan Perang
b. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor
ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu,
untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan
SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggung jawabkan dengan maksimal
c. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak
tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena
kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
d. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain
menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para
warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.
Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
MASALAH SOSIAL TENTANG PENGANGGURAN
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :
1. Faktor kemalasan
2.
Faktor
cacat atau umur
3.
Faktor
rendahnya pendidikan dan keterampilan
Faktor ini merupakan
penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
1. Ketimpangan antara
penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
2. Kebijakan Pemerintah
yang tidak berpihak kepada rakyat
3. Pengembangan sektor
ekonomi
4. Banyaknya tenaga
kerja wanita
Beberapa hal yang
menyebabkan pengangguran antara lain:
1. Penduduk yang relatif
banyak
2. Pendidikan dan
keterampilan yang rendah
3. Angkatan kerja tidak
dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
4. Teknologi yang
semakin modern
5. Pengusaha yang selalu
mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
6. Penerapan rasionalisasi
7. Adanya lapangan kerja
yang dengan dipengaruhi musim
8. Ketidakstabilan
perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
Beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan:
1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem
penerimaan publik
3. Sulit menerapkan
kepintarannya dalam dunia pekerjaan
MASALAH-MASALAH SOSIAL DALAM
PENDIDIKAN
Sekolah adalah tempat di mana anak-anak
belajar dan mempersiapkan diri untuk hidup di masa depan, sehingga perlu untuk
menyediakan lingkungan pendidikan yang tepat sehingga siswa bisa mendapatkan
pendidikan dengan benar.
Di sekolah, siswa
diajarkan pelajaran tentang bahasa, matematika, ilmu pengetahuan, sejarah dan
sejumlah mata pelajaran lainnya. Mereka bisa berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga, bersosialisasi dengan rekan-rekan mereka dan belajar bagaimana
menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang berbeda. Namun disamping itu terdapat
hambatan dalam perkembangan anak-anak di sekolah, yang berasal dari berbagai
masalah sosial yang juga dapat mengganggu sistem pendidikan kita.
Masyarakat telah
berubah dalam beberapa dekade terakhir
- Angka perceraian yang meningkat dan banyak anak sekolah yang dibesarkan dalam keluarga orang tua tunggal. Seringkali di dalam keluarga yang broken home akan dapat mempengaruhi kesehatan emosional siswa dan hal ini dapat menurunkan kinerja di sekolah. Namun ketika anak-anak yang dibesarkan di rumah, di mana terdapat kedua orang tua maka kebutuhan emosional terpenuhi.
- Anak-anak milik kelompok etnis tertentu menjadi anak didik yang lebih lambat dibandingkan dengan yang lain.
- Satu masalah sosial dalam pendidikan adalah diferensiasi berdasarkan jenis kelamin. Anak perempuan memiliki peluang yang lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki untuk belajar, di bagian tertentu dari masyarakat.
- Beberapa masalah sosial timbul karena strata ekonomi siswa. Siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu bersekolah di sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang baik. Hal ini secara otomatis menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan, bila dibandingkan dengan siswa yang bersekolah di sekolah yang baik.
- Pergaulan dalam lingkungan sekolah membawa dampak positif maupun negatif. Terkadang juga muncul kelompok-kelompok tertentu pada siswa di sekolah yang memunculkan kubu-kubu yang saling bertentangan.
- Masalah etika juga termasuk di dalam masalah sosial pendidikan yang juga mempengaruhi siswa.
- Metode pengajaran dari guru yang kurang menarik bagi siswa akan membuat daya kreativitas menurun.
MASALAH
SOSIAL KERACUNAN MAKANAN / KERACUNAN PANGAN
Kejadian keracunan makanan cukup sering terjadi di Indonesia. Di Tahun 2010 tercatat 132 Kasus dan 13 Insiden Keracunan Makanan/ Keracunan Pangan terjadi dan terlaporkan di Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Kemungkinan Faktor kehidupan Sosial
Budaya masyarakat Indonesia berkaitan dengan tingkat kejadian keracunan makanan
di Indonesia. Budaya makan bersama saat perayaan tertentu, pesta pernikahan,
syukuran, sampai jamuan makan besar-besaran pasti sering kita jumpai di seluruh
pelosok Indonesia.
Tentunya bukan Budaya masyarakat yang perlu dipermasalahkan namun cara pemilihan bahan pangan, pengolahan, serta bentuk dan waktu penyajian makananlah yang harus menjadi perhatian kita bersama. Pengolahan makanan secara tradisional relatif tidak menjadi masalah bila kebersihan dan sanitasi tempat pengolahan telah memenuhi syarat kesehatan.
Tentunya bukan Budaya masyarakat yang perlu dipermasalahkan namun cara pemilihan bahan pangan, pengolahan, serta bentuk dan waktu penyajian makananlah yang harus menjadi perhatian kita bersama. Pengolahan makanan secara tradisional relatif tidak menjadi masalah bila kebersihan dan sanitasi tempat pengolahan telah memenuhi syarat kesehatan.
Jenis-Jenis Keracunan
Pangan
Berdasarkan jenis penyebabnya
keracunan pangan dapat dibagi menjadi 2, yaitu keracunan pangan karena infeksi
dan intoksikasi.
v Keracunan
pangan karena infeksi, disebabkan karena masuknya kuman penyakit
(mikroorganisme patogen) kedalam badan bersama pangan, sehingga menimbulkan
reaksi tubuh terhadap kuman tersebut.
v Keracunan
makanan intoksikasi disebabkan karena memakan bahan beracun yang terdapat pada
jaringan tumbuh-tumbuhan atau hewan, yang diproduksi oleh kuman (virus,
bakteri, parasit) atau terpapar racun lain yang sengaja atau tidak sengaja
terdapat dalam pangan atau sumber pencemar lain.
Penyebab Keracunan
Pangan Dan Sumber serta Cara Keracunan
Orang yang keracunan disebabkan karena
orang tersebut makan makanan yang mengandung racun. Orang tersebut dapat jatuh
sakit atau tetap sehat sesuai dengan jumlah racun dan daya tahan orang
tersebut. Bahan racun tersebut disebut sebagai etiologi keracunan, makanan yang
dimakan dan mengandung racun disebut sebagai sumber keracunan, sedang proses
makan merupakan cara terjadinya keracunan
Gejala, Tanda-Tanda
Penyakit serta Kemungkinan Penyebab
Seorang yang terpapar racun, terutama
melalui makanan, maka racun akan beredar dalam tubuh, peredaran darah,
organ-organ tubuh. Badan akan bereaksi terhadap masuknya racun dengan
menunjukkan gejala (dikeluhkan oleh penderita) dan tanda-tanda penyakit
(terlihat atau teraba). Adanya racun dalam organ tubuh sendiri dapat dideteksi
dengan adanya perubahan pada organ tersebut, atau ditemukannya bahan racun,
pemeriksaan dilakukan dengan sarana pendukung pemeriksaan laboratorium atau
sarana lain.
Misalnya, pada keracunan pangan dengan
gejala utama diare dan muntah serta beberapa gejala lain yang sering muncul
pada beberapa kasus, maka dapat diperkirakan keracunan pangan tersebut
disebabkan karena kuman Vibrio Parahemolitikus, Clostridium perfringens,
Baksiler disenteri.
þ Vibrio hemolitikus
menunjukkan gejala nyeri perut, mual, muntah, diare, menggigil, sakit kepala, dan
kadang-kadang badan panas.
þ Clostidium
perfringens menunjukkan gejala mual, muntah, nyeri perut, diare, badan letih/lemas.
þ Shigella dysentriae
menunjukkan gejala diare hebat berlendir dan berdarah, nyeri perut, panas badan
dan sakit kepala.